Kamis, 15 Desember 2011

Isteri- isteri Nabi Muhammad s.a.w.


Asslkm Wr Wb. Kali ini saya akan share mengenai Isteri- isteri & Anak-anak Nabi Muhammad s.a.w., Saya pribadi memang penasaran sama yg satu ini, krn klo baca buku-a, biasanya gk lengkap. Misalnya waktu saya dan my honey beli di toko buku kusumba(bkn iklan ya bro) , lumayan lah informasinya. tapi ya gtu deh, <b>kurleng</b> alias kurang lengkap, he......44444x.

ok deh sobat smua, kita mulai saja ya tour ilmu kita, smoga kita smua membagi informasi ini ke smua org. Karena gk smua tau mengenai hal ini, org sekarang lebih tertarik sama yg namanya gosib2 artis.,,. ( Capek deh ).

Langsung saja di mulai dari Isteri- isteri Rasulullah :

1. Khadijah binti Khuwailid r.a.
2. Saudah binti Zum'ah r.a.
3. Aisyah binti Abu Bakar r.a.
4. Hafsah binti Omar Al-Khattab r.a.
5. Zainab bin Jahsyin r.a.
6. Zainab binti Khuzaimah r.a.
7. Ummu Salamah (Hindon binti Abi Umaiyah) r.a.
8. Ummu Habibah (Ramlah binti Abi Sufian) r.a.
9. Juwairiyah binti Al-Harith r.a.
10. Maimunah binti Al-Harith-
11. Safiah binti Hoiyi bin Ahtab r.a.
12. Mariyah Al-Qibtiyah

Hanya seorang aja isteri Rasulullah yang gadis ketika
menikah dengan baginda, yaitu Aisyah binti Abu Bakar
Al-Siddiq. Yg lain-a janda.
 
Khadijah Binti Khuwailid (Khadijah Al-Kubra)

Nabi Muhammad saw mengorbankan sebagian besar waktunya
dengan meditasi di dalam kesunyian gua Hira. Pada suatu hari,
ketika beliau sedang tekun bermeditasi, beliau menerima wahyu
yang pertama. Malaikat Jibril mewahyukan kepadanya firman
Tuhan yang pertama , yang termaktub dalam Qurtan, surah
Iqra.
Nabi Muhammad menjadi sangat gelisah mendapatkan
pengalaman baru itu, dan sampai di rumah beliau menggigil
ketakutan, lalu berbaring di tempat tidur, suhu badannya sangat
tinggi.
Istrinya, Khadijah, menjadi sangat khawatir dengan keadaan
yang luar biasa itu. Kemudian, Nabi dirawat dan ditanya sebab
kegelisahan itu. Nabi Muhammad saw menceritakan seluruh
kejadian tentang pengalamannya dengan wahyu pertama yang
aneh itu.
Dengan sangat gembira Khadijah memberikan selamat karena
suaminya telah diangkat ke posisi yang tertinggi, menjadi utusan
Tuhan. Ia berkata, "Bergembiralah, karena Tuhan tidak akan
meninggalkanmu." Khadijah-lah orang pertama yang memeluk
Islam, agama baru itu.
Khadijah binti Khuwailid, tergolong dalam keluarga Quraisy, AbdalUzza,
menduduki tempat terhormat sebagai istri pertama Nabi
Muhammad saw.
Khadijah adalah seorang janda yang kaya, yang dianugerahi
sifat-sifat mulia. Karena kehidupannya yang berbudi luhur itu,
beliau terkenal dengan nama Tahira. Menurut Tabaqot ibu Saad,
beliau adalah wanita terkaya di Mekkah kala itu .
Muhammad berniaga dan terkenal di seluruh Hijaz karena
kejujuran, kesetiaan dan moralnya. Karena sifat yang mulia ini,
beliau dijuluki "alamin" (yang dapat dipercaya) .
Khadijah juga tertarik pada sifat-sifat cemerlang pemuda
Muhammad, dan menerimanya bekerja pada usaha dagangnya.
Muhammad dikirim ke Basrah membawa barang dagangan
Khadijah. Setelah tiga bulan sekembalinya dari Basrah -
Khadijah mengajukan lamaran un tuk nikah. Waktu itu
Muhammad berusia 25 tahun, dan Khadijah 40 tahun.
Pada zaman itu wanita Arab bebas menentukan kehendaknya
sendiri dalam hal pernikahan, oleh karena itu Khadijah langsung
membicarakan lamarannya dengan Muhammad. Pada hari yang
telah ditentukan, sanak keluarga Muhammad, termasuk
pamannya Abu Thalib da n Hamzah, berkumpul di rumah
Khadijah. Abu Thalib-lah yang memberikan kata sambutan
dalam upacara pernikahan mereka.
Nabi Muhammad tidak menikah dengan wanita lain selama
Khadijah masih hidup. Khadijah sempat mendampingi
Muhammad 25 tahun lamanya setelah perkawinan, dan
meninggal dunia tiga tahun sebelum Hijrah. Khadijah
memberikan enam anak, dua laki-laki: Qasim dan Abdullah,
keduanya meninggal waktu masih bayi - dan empat orang anak
wanita: Fatima az-Zahra, Zainab, Ruqaya, dan Ummi Kalsum.
Karena Qasim-lah kadang-kadang Nabi disebut Abul Qasim
(ayah Qasim).
Anak Khadijah - Zainab - dikawinkan dengan sepupu Zaenab.
Kedua anak perempuan lainnya, Ruqaya dengan Usman - yang kemudian menjadi khalitah ketiga - dan Ummi Kalsum juga
dengan Usman setelah Ruqaya meninggal dunia. Fatima az-
Zahra, anak yang paling disay ang Nabi, dinikahkan dengan Ali.
Keturunan penerus Nabi ialah melalui anak lakilaki Fatima Zahra,
Hasan dan Husain.
Kecuali Ibrahim yang juga meninggal dunia dalam usia muda,
semua anak Nabi diperoleh dari perkawinan beliau dengan
Khadijah.
Rumah kediaman Khadijah kemudian dibeli oleh Amir Muawiya
dan diubah menjadi masjid. Sampai sekarang, masjid itu masih
menggunakan nama wanita agung itu.
Nabi Muhammad saw sangat menghormati dan mencintai
Khadijah. Bahkan setelah Khadijah wafat pun Nabi masih sering
mengenang dengan rasa sayang, syukur serta terima kasih.
"Waktu semua orang lain menentang aku," katanya, "Khadijah
pendukungku; waktu semua o rang masih kafir, ia telah
memeluk Islam; waktu tidak seorang pun yang menolong aku,
dialah penolongku."
Kekayaan dan kedudukan Khadijah yang tinggi di dalam
masyarakat ternyata sangat bermanfaat untuk syiar Islam. Para
ulama kebanyakan mengatakan bahwa Khadijah, Fatima, dan
Aisyah adalah tiga wanita Islam yang terbesar. Menurut mereka,
Fatima sebagai w anita pertama, Khadijah yang kedua, dan
Aisyah ketiga dalam urutan wanita-wanita terbesar di dalam
Islam.
Menurut Hafiz ibnu Qayyim, murid pengikut imam ibn Taimiya,
jika orang memandang atas dasar hubungan darah dengan Nabi,
maka Fatimalah berada di urutan atas. Tapi kaiau orang meiihat
siapa yang mula-mula memeluk agama Islam, dan siapa yang
memberikan dukungan moril maupun materiil kepada agama
baru ini, maka Khadijah-lah yang pertama dalam posisi itu dan
kalau dalam hal ilmu serta pengabdiannya dalam penyebaran
agama Nabi, Aisyah tidak ada tandingnya.
Beberapa hadits Nabi memuji Khadijah. Menurut Sahih Muslim
terdapat dua orang wanita yang menempati posisi tertinggi di
dalam pandangan Tuhan: Mariam dan Khadijah.
 
Khadijah Binti Khuwailid

Tatkala Nabi SAW mengalami rintangan dan gangguan dari kaum
lelaki Quraisy, maka di sampingnya berdiri dua orang wanita.
Kedua wanita itu berdiri di belakang da'wah Islamiah,
mendukung dan bekerja keras mengabdi kepada pemimpinnya,
Muhammad SAW : Khadijah bin Khuwailid dan Fatimah binti
Asad. Oleh karena itu Khadijah berhak menjadi wanita terbaik di
dunia. Bagaimana tidak menjadi seperti itu, dia adalah Ummul
Mu'minin, sebaik-baik isteri dan teladan yang baik bagi mereka
yang mengikuti teladannya.
Khadijah menyiapkan sebuah rumah yang nyaman bagi Nabi
SAW sebelum beliau diangkat menjadi Nabi dan membantunya
ketika merenung di Gua Hira'. Khadijah adalah wanita pertama
yang beriman kepadanya ketika Nabi SAW berdoa (memohon)
kepada Tuhannya. Khadijah adalah sebaik-baik wanita yang
menolongnya dengan jiwa, harta dan keluarga. Peri hidupnya
harum, kehidupannya penuh dengan kebajikan dan jiwanya sarat
dengan kebaikan.
Rasulullah SAW bersabda :"Khadijah beriman kepadaku ketika
orang-orang ingkar, dia membenarkan aku ketika orang-orang mendustakan dan dia menolongku dengan hartanya ketika
orang-orang tidak memberiku apa-apa."
Kenapa kita bersusah payah mencari teladan di sana-sini,
padahal di hadapan kita ada "wanita terbaik di dunia," Khadijah
binti Khuwailid, Ummul Mu'minin yang setia dan taat, yang
bergaul secara baik dengan suami dan membantunya di waktu
berkhalwat sebelum diangkat menjadi Nabi dan meneguhkan
serta membenarkannya.
Khadijah mendahului semua orang dalam beriman kepada
risalahnya, dan membantu beliau serta kaum Muslimin dengan
jiwa, harta dan keluarga. Maka Allah SWT membalas jasanya
terhadap agama dan Nabi-Nya dengan sebaik-baik balasan dan
memberinya kesenangan dan kenikmatan di dalam istananya,
sebagaimana yang diceritakan Nabi SAW, kepadanya pada masa
hidupnya.
Ketika Jibril A.S. datang kepada Nabi SAW, dia berkata :"Wahai,
Rasulullah, inilah Khadijah telah datang membawa sebuah
wadah berisi kuah dan makanan atau minuman. Apabila dia
datang kepadamu, sampaikan salam kepadanya dari Tuhannya
dan aku, dan beritahukan kepadanya tentang sebuah rumah di
syurga dari mutiara yang tiada keributan di dalamnya dan tidak
ada kepayahan." [HR. Bukhari dalam "Fadhaail Ashhaabin Nabi
SAW. Imam Adz-Dzahabi berkata :"Keshahihannya telah
disepakati."]
Bukankah istana ini lebih baik daripada istana-istana di dunia,
hai, orang-orang yang terpedaya oleh dunia ?
Sayidah Khadijah r.a. adalah wanita pertama yang bergabung
dengan rombongan orang Mu'min yang orang pertama yang
beriman kepada Allah di bumi sesudah Nabi SAW. Khadijah r.a.
membawa panji bersama Rasulullah SAW sejak saat pertama,
berjihad dan bekerja keras. Dia habiskan kekayaannya dan
memusuhi kaumnya. Dia berdiri di belakang suami dan Nabinya
hingga nafas terakhir, dan patut menjadi teladan tertinggi bagi
para wanita.
Betapa tidak, karena Khadijah r.a. adalah pendukung Nabi SAW
sejak awal kenabian. Ar-Ruuhul Amiin telah turun kepadanya
pertamakali di sebuah gua di dalam gunung, lalu menyuruhnya
membaca ayat-ayat Kitab yang mulia, sesuai yang dikehendaki
Allah SWT. Kemudiandia menampakkan diri di jalannya, antara
langit dan bumi. Dia tidak menoleh ke kanan maupun ke kiri
sehingga Nabi SAW melihatnya, lalu dia berhenti, tidak maju dan
tidak mundur. Semua itu terjadi ketika Nabi SAW berada di
antara jalan-jalan gunung dalam keadaan kesepian, tiada
penghibur, teman, pembantu maupun penolong.
Nabi SAW tetap dalam sikap yang demikian itu hingga malaikat
meninggalkannya. Kemudian, beliau pergi kepada Khadijah
dalam keadaan takut akibat yang didengar dan dilihatnya. Ketika
melihatnya, Khadijah berkata :"Dari mana engkau, wahai, Abal
Qasim ? Demi Allah, aku telah mengirim beberapa utusan untuk
mencarimu hingga mereka tiba di Mekkah, kemudian kembali
kepadaku." Maka Rasulullah SAW menceritakan kisahnya kepada
Khadijah r.a.
Khadijah r.a. berkata :"Gembiralah dan teguhlah, wahai, putera
pamanku. Demi Allah yang menguasai nyawaku, sungguh aku
berharap engkau menjadi Nabi umat ini." Nabi SAW tidak
mendapatkan darinya, kecuali peneguhan bagi hatinya,
penggembiraan bagi dirinya dan dukungan bagi urusannya. Nabi
SAW tidak pernah mendapatkan darinya sesuatu yang
menyedihkan, baik berupa penolakan, pendustaan, ejekan
terhadapnya atau penghindaran darinya. Akan tetapi Khadijah melapangkan dadanya, melenyapkan kesedihan, mendinginkan
hati dan meringankan urusannya. Demikian hendaknya wanita
ideal.
Itulah dia, Khadijah r.a., yang Allah SWT telah mengirim salam
kepadanya. Maka turunlah Jibril A.S. menyampaikan salam itu
kepada Rasul SAW seraya berkata kepadanya :"Sampaikan
kepada Khadijah salam dari Tuhannya. Kemudian Rasulullah
SAW bersabda :"Wahai Khadijah, ini Jibril menyampaikan salam
kepadamu dari Tuhanmu." Maka Khadijah r.a. menjawab :"Allah
yang menurunkan salam (kesejahteraan), dari-Nya berasal
salam (kesejahteraan), dan kepada Jibril semoga diberikan
salam (kesejahteraan)."
Sesungguhnya ia adalah kedudukan yang tidak diperoleh
seorang pun di antara para shahabat yang terdahulu dan
pertama masuk Islam serta khulafaur rasyidin. Hal itu
disebabkan sikap Khadijah r.a. pada saat pertama lebih agung
dan lebih besar daripada semua sikap yang mendukung da'wah
itu sesudahnya. Sesungguhnya Khadijah r.a. merupakan nikmat
Allah yang besar bagi Rasulullah SAW. Khadijah mendampingi
Nabi SAW selama seperempat abad, berbuat baik kepadanya di
saat beliau gelisah, menolongnya di waktu-waktu yang sulit,
membantunya dalam menyampaikan risalahnya, ikut serta
merasakan penderitaan yang pahit pada saat jihad dan
menolongnya dengan jiwa dan hartanya.
Rasulullah SAW bersabda :"Khadijah beriman kepadaku ketika
orang-orang mengingkari. Dia membenarkan aku ketika orangorang
mendustakan. Dan dia memberikan hartanya kepadaku
ketika orang-orang tidak memberiku apa-apa. Allah mengaruniai
aku anak darinya dan mengharamkan bagiku anak dari selain
dia." [HR. Imam Ahmad dalam "Musnad"-nya, 6/118]
Diriwayatkan dalam hadits shahih, dari Abu Hurairah r.a., dia
berkata :"Jibril datang kepada Nabi SAW, lalu berkata :"Wahai,
Rasulullah, ini Khadijah telah datang membawa sebuah wadah
berisi kuah, makanan atau minuman. Apabila dia datang
kepadamu, sampaikan kepadanya salam dari Tuhannya dan
beritahukan kepadanya tentang sebuah rumah di syurga,
(terbuat) dari mutiara yang tiada suara ribut di dalamnya dan
tiada kepayahan." [Shahih Bukhari, Bab Perkawinan Nabi SAW
dengan Khadijah dan Keutamaannya, 1/539]
 
Aisyah Shidiq

Seorang gadis kecil periang berumur sembilan tahun sedang
gembira bermain-main dengan teman-temannya. Rambutnya
awut awutan dan mukanya kotor karena debu. Tiba-tiba
beberapa orang yang sudah agak tua muncul dari sebuah rumah
di dekat situ dan datang ke tempat anak-anak tadi bermainmain.
Mereka lalu membawa anak gadis itu pulang, memberinya
pakaian yang rapi, dan malam itu juga, gadis itu dinikahkan
dengan laki-iaki paling agung di antara manusia, Nabi agama
Islam. Suatu penghormatan paling unik yang pernah diterima
seorang wanita. Aisyah adalah salah seorang putri tersayang
Sayidina Abu Bakar, sahabat Nabi yang setia, yang kemudian
menggantikan Nabi sebagai Khalifah Islam yang pertama. Gadis
itu lahir di Mekkah 614 Masehi, delapan tahun sebelum permula
an zaman Hijrah. Orangtuanya sudah memeluk agama Islam.
Sejak mulai kecil anak gadis itu telah dididik sesuai dengan
tradisi paling mulia - agama baru itu - dan dengan sempurna
dipersiapkan dan diberinya hak penuh untuk kemudian
menduduki t empat yang mulia.
Ia menjadi istri Nabi selama sepuluh tahun. Masih muda sewaktu
dinikahkan dengan Nabi, tetapi ia memiliki kemampuan sangat
baik sehingga dapat menyesuaikan diri dengan tugas barunya.
Kehadirannya membuktikan bahwa ia seorang yang cerda s dan
setia, dan sebagai istri, sangat mencintai tokoh dermawan paling
besar bagi umat manusia. Di seluruh dunia, ia diakui sebagai
pembawa riwayat paling otentik bagi dari ajaran Islam seperti
apa yang telah disunahkan oleh suaminya. Ia di anugerahi
ingatan yang sangat tajam, dan mampu mengingat segala
pertanyaan yang diajukan para tamu wanita kepada Nabi, serta
juga mengingat segenap jawaban yang diberikan oleh Nabi.
Diingatnya secara sempurna semua kuliah yang diberikan Nab i
kepada para delegasi dan jemaah di masjid. Karena kamar
Aisyah itu bersebelahan dengan masjid, dengan cermat dan
tekun ia mendengarkan dakwah, kuliah, dan diskusi Nabi dengan
para sahabat dan orang-orang lain. Ia mengajukan juga
pertanyaan-per tanyaan kepada Nabi tentang soal-soal yang sulit
dan rumit sehubungan dengan ajaran agama baru itu. Hal-hal
inilah yang menyebabkan ia menjadi ilmuwan dan periwayat
yang paling besar dan paling otentik bagi sunnah Nabi dan
ajaran Islam.
Aisyah tidak ditakdirkan hidup bersama-sama dengan Nabi untuk
waktu yang lama. Pernikahannya itu berlangsung 1lanya sepuluh
tahun saja. Tahun 11 Hijrah, 632 Masehi, Nabi wafat dan
dimakamkan di kamar yang dihuni Aisyah. Nahi digantikan oleh
seorang sa eaimt yang setia, Abu Bakar, sebagai khalifah islam
yang pertama. Aisyah terus menduduki urutan kesatu, dan
setelah Fatima meninggai dunia di tahun 11 Hijrah, Aisyah
dianggap sebagai wanita yang paling penting di dunia Isla m.
Tetapi ayahnya, Abu Bakar, tidak berumur panjang. Ia
meninggal dunia dua setengah tahun setelah wafat Nabi.
Selama kekuaslan Umar al-Faruq, halifah yang kedua, Aisyah
menduduki posisi sebagai ibu utama di seluruh daerah-daerah
Islam yang secara cepat makin meluas. Orang datang untuk
meminta nasihat-nasihatnya yang bijaksana tentang segala hal
yang penting.
Umar terbunuh dan kemudian Khalifah Usman. Dua peristiwa
kesyahidan tersebut telah mengguncangkan sendi-sendi negara
baru itu, dan menjurus kepada perpecahan yang tragis di
kalangan umat Islam. Keadaan itu sangat merugikan agama
yang sedang menyebar luas dan berkembang dengan cepat, yang pada waktu itu telah menjalar sampai ke batas
pegunungan Atlas di sebelah Barat, dan ke puncak-puncak Hindu
Kush di sebelah Timur.
Aisyah tidak dapat tinggal diam sebagai penonton dalam
menghadapi oknum-oknum pemecah-belah itu. Dengan sepenuh
hati ia membela mereka yang menuntut balas atas kesyahidan
khalifah yang ketiga. Di dalam Perang Unta, suatu pertempuran
melawan Ali, khalifah yang keempat, pasukan Aisyah kalah dan
ia terus mundur ke Medina di bawah perlindungan pengawal
yang diberikan oleh putra khalifah sendiri.
Beberapa orang sejarawan yang menaruh minat terhadap
peristiwa itu, baik yang Muslim maupun yang bukan,
memberikan kritik kepada Aisyah dalam pertempuran melawan
Ali. Tetapi tidak seorang pun yang meragukan kesungguhan hati
dan keyakinan Aisyah untuk menu ntut balas bagi darah Usman.
Aisyah menyaksikan berbagai perubahan yang dialami oleh Islam
selama tiga puluh tahun kekuasaan khalifah yang saleh. Ia
meninggal dunia tahun 678 Masehi. Ketika itu kekuasaan berada
di tangan Muawiya. Penguasa ini amat takut kepada Aisyah
dengan kritik-kr itiknya yang pedas berkenaan dengan negara
Islam yang secara politis sedang berubah itu.
Ibu Utama agama Islam ini terkenal dengan bermacam ragam
sifatnya kesalehannya, umurnya, kebijaksanaannya,
kesederhanaannya, kemurahan hatinya, dan kesungguhan
hatinya untuk menjaga kemurnian riwayat sunnah Nabi.
Kesederhanaan dan kesopanannya segera menjadi obor
penyuluh bagi wanita Islam sejak waktu itu juga. Ia menghuni
ruangan yang berukuran kurang dari 12 X 12 kaki bersamasama
dengan Nabi. Ruangan itu beratap rendah, terbuat dari
batang dan daun kurma, diple ster dengan lumpur. Pintunya
cuma satu, itu pun tanpa daun pintu, dan hanya ditutup dengan
secarik kain yang digantungkan di atasnya. Selama masa hidup
Nabi, jarang Aisyah tidak kekurangan makan. Pada malam hari
ketika Nabi mengembuskan napasnya yang tera khir, Aisyah
tidak nempunyai minyak Waktu Khalifah Umar berkuasa, istri
dan beberapa sahabat Nabi mendapatkan lunjangan yang cukup
besar tiap bulannya. Aisyah jarang menahan uang atau
pemberian yang diterimanya sampai keesokan harinya, karena
semuanya itu segera dibagikan kepada orang-orang yang
membutuhkannya. Pada suatu hari di bulan Ramadhan, waktu
Abdullah ibn Zubair menyerahkan sekantung uang sejumlah satu
lakh dirham, Aisyah membagikan uang itu sebelum waktu
berbuka puasa.
Aisyah pada zamannya terkenal sebagai orator. Pengabdiannya
kepada basyarakat, dan usahanya untuk mengembangkan
pengetahuan orang tentang sunnah dan fiqh, tidak ada
tandingannya di dalam catatan sejarah Islam. Jika orang
menemukan persoalan mengenai sunna h dan fiqh yang sukar
untuk dipecahkan, soal itu akhirnya dibawa kepada Aisyah, dan
kata kata Aisyah menjadi keputusan terakhir. Kecuali Ali,
Abdullah ibn Abbas dengan Abdullah ibn Umar, Aisyah juga
termasuk kelompok intelektual di tahun-tahun pertama Islam.
Ibu Agung Agama Islam ini mengembuskan napas yang terakhir
17 Ramadhan, 58 Hijriah (13 Juli, 678 Masehi). Kematiannya
menimbulkan rasa duka terutama di Medina dan di seluruh dunia
Islam.
Aisyah bersama Khadijah dan Fatima az-Zahra dianggap sebagai
wanita yang paling menonjol di kalangan wanita Islam.
Kebanyakan para ulama menempatkan Fatima di tangga teratas,
diikuti oleh Khadijah, dengan Aisyah sebagai yang terakhir. Tapi
ulama ibn Hazim malah menempatkan Aisyah nomor dua
sesudah Nabi Muhammad, di atas semua istri, sahabat, dan rekan-rekannya. Menurut Allama ibn Taimiya, Fatima-lah yang
berada di tempat teratas, karena ia itu anak tersayang Nabi,
Khadijah itu agung karena dialah ora ng pertama yang memeluk
agama Islam. Tetapi, tidak seorang pun yang menandingi Aisyah
mengenai peranannya dalam menyebarluaskan ajaran Nabi.

Mungkin itu aj deh, informasinya. gk lengkap juga ya bro, tp gk apa2 lah , untuk sementara itu dulu ntar, klo dapat informasi yg lain , insyaAllah saya share. Klo sobat2 yg duluan teu, ya di kasih teu jg ya ke blog saya, thank's a lot ya smua-a.

Wasallam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar